Barongan harimau berhias bulu burung merak yang tengah mengembang terus berputar-putar. Terkadang bulu-bulu itu seperti dikibas-kibaskan. Di belakangnya, ada sepasukan prajurit berkuda (jathil) yang seolah sedang berangkat perang. Tampak pula penari topeng pujangganong, penari kelana sewandana, dan penabuh alat-alat gamelan.
Sementara berjalan di depan laksana pemimpin adalah para warok; laki-laki berbadan gempal berseragam hitam dengan bagian dada terbuka. Wajahnya sangar, dengan kumis dan jambang yang lebat. Mereka berjalan beriringan sambil menari dengan lincah mengikuti suara gamelan dan teriakan-teriakan “Hok’e…hok’e…Haaaaa..”
Begitulah gambaran iring-iringan pertunjukan reog (kadang ditulis reyog, ejaan lama), kesenian tradisional khas Ponorogo, Jawa Timur. Kendati reog juga eksis di beberapa wilayah lain di Jawa Timur, Ponorogo dianggap sebagai kota asal kesenian reog. Tak heran jika Ponorogo dikenal dengan julukan Kota Reog atau Bumi Reog.
Wujud nyata atas kebanggaan atas tradisi ini tentunya tidak boleh hanya disampaikan dari sisi patriotic bangsa kita yang membela habis habisan terhadap budaya reog kita, karena diklaim oleh bangsa lain. Meskipun itu juga kadang perlu sebagai wujud instant yang yang bisa kita lakukan atas kehormatan bangsa kita.Wujud nyata tidak hanya diwujudkan dengan cara membuat forum diskusi membahas dalam acara seminar tentang reog. Meskipun itu juga perlu karena menggali akar budaya adalah suatu yang tidak kalah pentingnya
Langkah untuk melestarikan ini juga bisa dilakukan dengan cara mempromosikan atau membuat pertunjukan Reog Ponorogo pada acara-acara di sekolah, seperti halnya yang dilakukan oleh SMAN 12 Surabaya. Dengan adannya penampilan ini, diharapkan warga sekolah, khususnya siswa-siswi SMAN 12 Surabaya bisa melanjutkan dan melestarikan budaya yang telah diwarisi oleh nenek moyang kita.
Acara pertunjukan Reog Ponorogo dan Musik Karawitan ini dilaksanakan pada saat pamerannn Aksi Nyata P5 sekaligus pengambilan rapot sisipan. Sengaja diadakan pada waktu tersebut karena pada saat itu orang tua dan keluarga dari siswa hadir sehingga penampilan tersebut bisa dinikmati oleh banyak orang.
Selain penampilan Reog Diponogoro, SMAN 12 Surabaya juga menampilkan Seni Karawitan yang dimainkan oleh Siswa-Siswi SMAN 12 Surabaya sendiri. Seni Karawitan inipun bahkan menjadi salahh satu ekstra kulikuler yang ada di SMAN 12 Surabaya.
Seni Karawitan merupakan salah satu jenis musik tradisional yang berasal dari Jawa. Seni karawitan tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Jawa Timur. Biasanya, karawitan ini sering disebut dengan musik gamelan. Pembawaannya juga cenderung lembut dan halus. Kata karawitan sendiri berasal dari bahasa Jawa “rawit” yang memiliki arti halus dan lembut. Maka dari itu pembawaan gamelan dalam karawitan sangat halus dan lembut.
Dalam seni karawitan, diajarkan beberapa nilai nilai yang menyangkut kehidupan manusia. Nilai nilai tersebut berkaitan dengan keindahan, sejarah, budaya, spiritual, kepemimpinan, sosial dan psikologis.