Kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada tanggal 18-19 Januari 2023, yaitu melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. SMAN 12 Surabaya membawa tema “Gaya Hidup Berkelanjuatan” dengan Topik “Peduli Sampah”. Seperti biasanya, kedatangan setiap anggota dari SMAN 12 Surabaya kali ini disambut dengan hangat oleh Bapak Ali selaku perwakilan pengurus TPA Benowo (PT. Sumber Organik).

Acara dibuka dengan penjelasan singkat yang dibawakan dari perwakilan TPA Benowo dan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh SMAN 12 Surabaya. Topik pembahasan mengenai inovasi teknologi yang dapat mengubah sampah menjadi energi listrik di TPA Benowo ini sangatlah bermanfaat dan juga menarik untuk SMAN 12 Surabaya. SMAN 12 Surabaya juga menyaksikan proses pengolahan sampah organik dan non-organik menjadi energi listrik.

Tempat pemrosesan akhir (TPA) Benowo terletak di Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya, Jawa Timur. Kini tempat pembuangan sampah ini tidak hanya berfungsi sebagai TPA tetapi juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). PLTSa Benowo ini merupakan PLTSa pertama dan terbesar di Indonesia. PLTSa ini dikembangkan oleh Pemkot Surabaya dan diresmikan oleh Presiden RI pada Mei 2021 lalu sebagai tempat pengolah sampah menjadi energi listrik. TPA yang puluhan tahun lalu menimbulkan bau menyengat, kini berubah menjadi tempat pengolah limbah menjadi sumber energi listrik. Sampah yang dihasilkan oleh TPA yang berdekatan dengan Gelora Bung Tomo ini adalah rata-rata 1500 ton sampah setiap hari nya. Sampah yang dihasilkan dan diolah di TPA Benowo adalah sampah domestik atau rumah tangga. Sementara sampah seperti limbah mebel dikembalikan kembali kepada pihak galeri TPA.

Pengolahan sampah menjadi listrik di TPA Benowo telah dilakukan sejak 2012 lalu. Pada 10 tahun lalu tersebut, proses pengolahan listrik dilakukan dengan metode Landfill Gas Power Plant. Dengan metode tersebut, 600 ton sampah yang dihasilkan mampu diubah menjadi listrik sebesar 2 megawatt. Lalu pada 2015, pengolahan sampah menggunakan metode Gasification Power Plant dan menargetkan pada 2020 sudah dapat menjalani metode tersebut untuk mengolah sampah menjadi listrik. Proses dapat dilanjutkan dan sampah sebayak 1000 ton perhari dapat diolah menjadi 12 megawatt listrik. Hasil listrik tersebut dibagi menjadi 9 megawatt untuk dijual kepada pihak PLN, 2 megawatt untuk kebutuhan operasional, serta 1 megawatt untuk redundant. Dengan kapasitas 9 megawatt, PLN dapat melistriki sekitar 5.885 rumah tangga dengan daya 1.300 VA di wilayah Surabaya dan sekitarnya. 

Proses pengolahan sampah menjadi listrik diawali dengan proses penimbangan. Setelah sampah ditimbang, sampah dilanjutkan ke proses pemilahan atau waste pit. Selanjutnya sampah diayak menggunakan seperti mesin capit dan dimasukkan ke dalam boiler. Di dalam boiler ini terdapat proses pembakaran yang mengubah air menjadi uap. Lalu tahap terakhir adalah steam turbine generator yang mengubah uap menjadi listrik. Dengan metode Gasification, proses pengolahan sampah menjadi listrik menjadi lebih cepat dibanding Landfill Gas Power Plant. Sehingga, jumlah listrik yang dihasilkan mencapai 6 kali lebih banyak dan hampir 2 kali sampah lebih banyak. 

Tak hanya memanfaatkan sampah menjadi listrik. Cairan sampah yaitu air lindi juga dimanfaatkan TPA Benowo untuk dikelola menjadi air bersih. Sementara itu, limbah yang dihasilkan dari proses pembakaran yaitu bottom ash dan fly ash akan ditampung di tempat yang telah disediakan dan dalam proses penelitian untuk dimanfaatkan kembali.

TPA Benowo juga mendorong edukasi masyarakat untuk mengurangi sampah. Salah satu gerakan yang digaungkan oleh TPA Benowo yang bersifat edukatif kepada warga adalah lomba zero waste hingga pembuatan lubang biopori dan komposter di wilayah perkampungan. TPA Benowo juga sangat mendukung peran Bank Sampah karena Bank Sampah menjadi penggerak warga agar mau memilah dan mengirim sampahnya sehingga tidak lantas membuang ke tempat sampah begitu saja. 

Dengan apa yang telah dilakukan oleh TPA Benowo, seharusnya bisa menjadi contoh dan teladan bagi penggerak lingkungan dan pengurus TPA lainnya. Bahwa sampah bukan hanya sekadar tumpukan yang tak bernilai, namun jika dimanfaatkan dengan serius dan salah satunya mengikuti jejak TPA Benowo sampah bisa menjadi satu hal yang sangat bernilai.